Satu Desa Di TTS Diisolasi Karena Rabies, Segera Ikat Anjing Anda Sekarang Juga!


Korban gigitan anjing yang diduga rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kini mengalami penambahan.
Sebelumnya dilaporkan bahwa sebanyak 10 orang menjadi korban gigitan anjing diduga rabies, berdasarkan hasil uji lab Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali. Laporan terkini, korban di desa tersebut bertambah menjadi 20 orang

 Rabies (penyakit anjing gila) merupakan penyakit menular akut yang menyerang susunan saraf pusat pada manusia dan hewan berdarah panas yang disebabkan oleh virus rabies, ditularkan melalui saliva (anjing, kucing, kera) yang kena rabies dengan jalan gigitan atau melalui luka terbuka.

Penyakit rabies masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1884, ditemukan oleh Schrool (orang Belanda) pada kuda, kemudian tahun 1889 Esser W, J,. dan Penning menemukan penyakit rabies pada anjing. Pada tahun 1894, pertama kali virus rabies menyerang manusia, ditemukan oleh EV De Haan (orang Belanda). Di Provinsi Bali Penyakit rabies muncul kembali pada tanggal 14 Nopember 2008, menimpa seorang warga Banjar Giri Darma – Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan Badung dan sampai sekarang penyakit rabies perlu diwaspadai.

Morfologi virus rabies, berbentuk peluru, mempunyai panjang 180 nm (nanometer), dan lebar 75 nm. Komposisi dari virus ini antara lain Ribo Nucleic Acid (RNA) rantai tungga, lipid, karbohidrat dan protein. Sifat Virus Rabies. Virus rabies meliputi sifat fisik dan sifat kimia. Sifat Fisik : (1) Pemanasan pada suhu 60o C selama 5 menit akan mematikan virus ; (2) Virus akan mati bila kena sinar ultraviolet ; (3) Cepat mati bila berada diluar jaringan hidup ; (4) Pada suhu – 4o C ( minus 4 °C ) virus dapat bertahan hidup sampai berbulan-bulan.Sifat Kimia : (1) Dapat diinaktifkan dengan propiolakton, phenol, halidol azirin, zat pelarut lemak, dll ; (2) Tahan hidup beberapa minggu di dalam glycerin pada suhu kamar ; (3) Virus rabies bila disimpan didalam larutan glycerin pekat pada suhu kamar, dapat bertahan- berminggu-minggu ; (4) Pada glycerin 10 %, virus akan cepat mati ; (5) Cepat mati dengan zat-zat pelarut lemak seperti air sabun, detergent, chloroform, ether dll.


Satu desa Di TTS Diisolasi Karena Rabies

Korban gigitan anjing yang diduga rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kini mengalami penambahan.

Sebelumnya dilaporkan bahwa sebanyak 10 orang menjadi korban gigitan anjing diduga rabies, berdasarkan hasil uji lab Balai Besar Veteriner Denpasar, Bali. Laporan terkini, korban di desa tersebut bertambah menjadi 20 orang.

Dilansir dari galerisumba.com - Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) di Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menutup dan mengisolasi Desa Fenun, yang terletak di Kecamatan Amanatun Selatan, sebagai tindakan awal dalam penanganan kasus rabies yang muncul di Pulau Timor.

"Blok desa itu sudah dilakukan sehingga tidak ada lagi hewan (anjing, kera, dan kucing) yang masuk dan keluar," kata Bupati Egusem Pieter Tahun seperti dilansir dari antaranews.

Kejadian ini terjadi pada pekan lalu, tetapi baru diketahui setelah ada laporan mengenai hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar di Bali.

Bupati menjelaskan bahwa akibat kejadian tersebut, 10 orang telah menjadi korban gigitan anjing yang terjangkit rabies, dan satu korban dinyatakan meninggal dunia.

Sementara itu, belum ada informasi lebih lanjut mengenai kondisi sembilan korban lainnya.

"Saya masih menunggu informasi atau laporan dari petugas yang melakukan pendataan di lapangan," ujar Bupati.

Selanjutnya, setelah penutupan desa, sejumlah anjing akan segera divaksinasi untuk mencegah penyebaran wabah rabies.

Kepala Karantina Pertanian Kupang, Yulius Umbu, menyatakan bahwa saat ini dia berada di ibu kota Kabupaten TTS, yaitu So'e, untuk melakukan pendataan dan pengecekan langsung terkait kasus ini.

Ia juga mengaku heran mengapa rabies dapat muncul di Pulau Timor, terutama di Desa Fenun yang jauh dari perkotaan dan merupakan desa pedalaman.

"Kami masih mencari tahu dari mana virus itu masuk," tambahnya.

Rekomendasi Untuk Anda