Dilansir dari kompas.com, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat, hadir dalam peringatan hari ulang tahun kedua Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sabtu (12/8/2023). Kegiatan yang dihadiri oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi itu berlangsung di halaman Kantor Gubernur NTT. Dalam sambutannya, Viktor menyoroti soal pola makan masyarakat.
BACA JUGA:
Viktor pun meminta Kepala Bapanas agar saat berkampanye harus menyampaikan ke masyarakat bahwa manusia yang semakin kaya harusnya mengonsumsi karbohidrat lebih sedikit. Menurut Viktor, ciri khas manusia kaya itu dapat dilihat di tempat makan.
BACA JUGA:
"Kalau nasinya ambil banyak, itu orang miskin.Tapi kalau ambil yang banyak protein, itu orang kaya," kata Viktor. Dengan demikian, lanjut Viktor, harus didorong untuk mengonsumsi protein dan mengurangi karbohidrat. "Yang masih ribut soal beras berarti kita masih miskin.
BACA JUGA:
Ciri khas orang miskin itu makan nasi dalam jumlah banyak. Lauknya hanya dua saja. Sambil dia cium, terus makan nasi, dilakukan berulang kali. Nanti setelah terakhir baru makan ikan dan nasi yang terakhir," ujar Viktor yang disambut tawa peserta yang hadir.
"Ke depan kita mau maju, bila perlu, karbohidrat tidak ada karena karbohidrat itu bikin ngantuk, gula darah, dan semuanya bermasalah," imbuhnya.
BACA JUGA:
Viktor pun kembali meminta Bapanas mulai mengampanyekan makan protein dengan porsi yang banyak. "Kita memiliki semuanya. Termasuk ikan teri yang selama ini kita anggap sepele, ternyata kandungan proteinnya tinggi.
Pangan itu mengatur generasi masa depan. Kalau saya makannya kelor karena kelor itu salah satu pohon ajaib di dunia," ungkap Viktor.
BACA JUGA:
Disemprot Warganet
Meski penyataan Viktor, bahwa makan nasi lebih banyak dari pada lauk (protein) itu kurang sehat adalah benar, namun warganet tidak suka dengan caranya menyampaikan.
Mereka (warganet) langsung menagih janji-janji manis Viktor ketika kampanye dulu. Termasuk janji keluarkan NTT dari kategori provinsi paling miskin di Indonesia.
Sebagai Informasi, NTT masih menduduki "juara" 3 paling miskin di Indonesia sejak era Gubernur sebelum Viktor. Artinya, "Viktor tak berbuat apa-apa soal kemiskinan di NTT". Tulis Warganet dalam kolom komentar.
Mereka sampai ungkit, oknum-oknum Cakada dan caleg, ciri pembohong itu, suka berjanji saat kampanye tetapi tidak ditepati ketika terpilih. Hanya bicara yang banyak, tetapi nihil pelaksanaan.
hata-kata warganet itu seolah-olah menampar wajah VBL. Memerintah selama 5 tahun, tetapi tidak mampu membawa provinsi NTT menjadi berkelas dunia, seperti pekikan kata-kata kampanye nya dulu.


